Diamma.com – Kesepian ternyata lebih mematikan ketimbang obesitas. Hal itu berdasarkan kesimpulan sejumlah peneliti asal Amerika Serikat. Para peneliti menilai kesepian harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor yang mematikan pada kehidupan manusia.
Dikutip dari laman New York Post, hasil kajian ratusan penelitian disimpulkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang buruk memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami kematian dini dibandingkan orang dengan hubungan sosial yang baik.
Sejumlah peneliti di Amerika Serikat itu mengkaji 218 studi mengenai efek kesepian dan isolasi sosial terhadap kesehatan seseorang. Peneliti ini menemukan bahwa isolasi sosial meningkatkan risiko kematian bahkan lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki masalah dengan obesitas.
Julianne Holt-Lunstad, profesor di Brigham Young University yang memimpin studi itu mengatakan jika sosialisasi merupakan hal yang sangat krusial. “Berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain secara umum dilihat sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Hal itu sangat krusial, baik itu keberadaan manusia maupun keberlangsungan hidup,” ujarnya.
Para peneliti juga menemukan fakta bahwa semakin besarnya populasi di Amerika Serikat, justru orang-orang semakin mengalami keterasingan dan Kesepian membuat
orang merasa buruk, baik secara mental maupun fisik dan mereka yang kesepian kerap merasakan gejala-gejala yang lebih buruk ketika sedang sakit.
Sebuah survei terbaru yang dilakukan Granset menemukan, hampir tiga perempat lansia di Inggris kesepian dan kebanyakan mereka tidak pernah berbicara kepada siapa pun mengenai perasaan mereka.
Baru-baru ini juga Office of National Statistic menyatakan bahwa Inggris merupakan negara paling kesepian di Eropa. Data lain, dari Campaign to End Loneliness, menyebutkan bahwa epidemik kesepian di Inggris Raya menghabiskan biaya $26 juta per tahun untuk membayar biaya terkait kesehatan.
Atas peristiwa tersebut, akhirnya Inggris membentuk kementerian yang ditugaskan
khusus untuk mengurusi masalah kesepian ini.
(Dilansir dari beberapa sumber)
Penulis: Ivan Nurhidayat
Editor: Alya Farah