Warga Bugis bergotong royong mengangkat rumah untuk dipindahkan. Foto: journal.momotrip.co.id

Diamma.com – Tradisi angkat rumah suku Bugis Sulawesi Selatan, terbilang cukup unik karena cara mereka pindah rumah bukan pergi meninggalkan rumah lama mereka kemudian pindah ke rumah baru, tetapi pindah lokasi ke tempat yang berbeda namun masih dengan rumah yang sama. Mengapa demikian?

Pada umumnya masyarakat bugis masih percaya bahwa rumah adalah tanah ibu pertiwi yang merupakan warisan yang harus di jaga. Dan mayoritas masyarakat bugis masih menggunakan rumah traditional berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu. Oleh sebab itu masyarakat bugis jika ingin pindah ke suatu tempat maka mereka akan membawa rumahnya.

“memang sering di pindahkan rumah-rumah disini dari suatu kampung ke kampung yang lain di angkat bersama-sama,” ujar cemang salah seorang warga.

Masyarakat bugis menyebut istilah ini sebagai ale bola, atau kale balla’ dalam Bahasa Makassar. Yang berarti angkat rumah. Jadi jika ada warga bugis yang ingin pindah rumah maka harus memindahkan rumah utuh ke tempat yang lain. Sebab itu lah masyarakat bugis mengangkat rumahnya.

Tradisi ini sangat mengedepankan nilai kebersamaan seperti gotong royong dan menjalin kekompakan para masyarakat untuk bersama-sama memindahkan dan mengangkat rumah.

“Biasanya sampai 100 orang yang mengangkat rumah secara bersamaan. Kalau pindahnya tidak jauh rumahnya di angkat tapi kalo jauh rumahnya di bongkar dan di pasang lagi,” ujar Ekki.

Namun seiring perkembangan teknologi, masa tradisi ini sedikit memudar dan masyarakat sudah banyak yang tidak menggunakan rumah panggung lagi, melainkan menggunakan rumah bata.

Penulis: Fitri Febriyanti
Editor: Alya Farah Fauziah

(Dilansir dari beberapa sumber)