Diamma.com – Proses persalinan atau melahirkan merupakan momen yang dinanti para calon ibu setelah mereka mengandung selama sembilan bulan. Seiring dengan perkembangan zaman, kini banyak cara untuk melahirkan yakni seperti secara normal, hypnobirthing, waterbirth, orgasmic birth dan operasi atau caesar.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa saat ini praktek operasi kelahiran bayi atau operasi caesar meningkat di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang memiliki pendapatan tinggi dan menengah. Operasi caesar sendiri merupakan operasi untuk mengeluarkan bayi lewat dinding perut yang di bedah, caesar dilakukan jika ada kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan secara normal seperti lingkar rongga panggul lebih kecil dibanding ukuran janin, ibu menderita penyakit jantung, paru-paru, hipertensi, adanya gangguan di jalan lahir, dll. Banyak para ibu yang memilih untuk caesar bukan karena hal-hal tersebut, melainkan karena dengan caesar mereka tidak akan merasakan sakit saat mengejan seperti pada proses persalinan normal.
Proses pelaksanaan caesar sendiri dilakukan sekitar 30 menit-2 jam. Namun, ternyata ketika operasi caesar dilakukan tanpa adanya keperluan medis yang mengharuskan, ibu dan bayi berisiko menghadapi masalah-masalah kesehatan jangka pendek dan panjang. Resiko tersebut yaitu :
- Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%.
- Mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya
- Kemungkinan 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim atau histerektomi karena terjadi pendarahan sebagai komplikasi persalinan caesar.
- Kemungkinan 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas.
- Kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah.
Selain itu, proses pemulihan pasca caesar jauh lebih lama dibandingkan persalinan secara normal. Tidak hanya pada sang ibu saja, tetapi bayi yang dilahirkan secara caesar pun memiliki risiko antara lain gangguan pernafasan bayi, gangguan otak bayi dan trauma bayi menjadi 3,5 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Salah satu dampak lainnya adalah adanya perbedaan komposisi mikrobiota saluran cerna bayi. Padahal mikrobiota memiliki peranan penting dalam pematangan sistem daya tahan tubuh bayi, khususnya dalam membentuk toleransi oral (mulut) dan mengurangi risiko alergi.
Direktur Departemen Kesehatan dan Riset Reproduksi di WHO, Marleen Temmerman menekankan bahwa operasi caesar secara umum merupakan tindakan yang aman, tetapi risiko-risiko kesehatan tetap ada. “Operasi caesar disarankan ketika kelahiran normal berisiko terhadap ibu atau bayinya, misalnya karena proses kelahiran yang terlalu lama, kesulitan pada janin, atau karena bayi ada di posisi abnormal,” ucapnya.
Reporter : Hana Nur Fadhilah / Foto : tipskesehatanlengkap.com
Editor : Rosa Febryanty Razak
(dikutip dari berbagai sumber)