Diamma.com – Secara keseluruhan Hari Raya Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari. Acara puncak perayaan yakni pada hari kelimabelas yang dikenal dengan nama Cap Go Meh. Setiap masyarakat keturunan Tiongkok merayakan hari raya ini di seluruh penjuru dunia, tentunya dengan keunikan masing-masing daerah atau negara.
Secara harafia, Cap Go Meh berasal dari tiga suku kata yaitu Cap yang berarti sepuluh, Go berarti lima dan Meh berarti malam. Jika digabung Cap Go Meh artinya malam kelimabelas setelah Imlek atau malam kelimabelas dibulan pertama kalender China. Cap Go Meh juga merupakan hari terakhir dari rangkaian acara sepanjang Imlek.
Keragaman cara untuk merayakan Cap Go Meh pun menambah menariknya acara tersebut. Di China Cap Go Meh dikenal dengan istilah Festifal Yuanxiao atau Festifal Shangyuan, sedangkan di Hongkong dan Vietnam dikenal dengan nama Yuen Siu dan Tet Nguyen Tieu. Di beberapa negara lain termasuk negara-negara Asia Tenggara, Cap Go Meh dikenal sebagai valentinenya orang China. Untuk di Indonesia khususnya di kota Makasar Cap Go Meh disebut juga sebagai Karnival Kebudayaan Nusantara.
Di Indonesia salah satu keunikan Cap Go Meh adalah dalam hal kulinernya, yaitu yang terkenal adalah lontong Cap Go Meh. Lontong Cap Go Meh pada umumnya sama seperti lontong biasa, namun di hidangkan pada hari raya Cap Go Meh. Sementara di negara-negara lain di Asia seperti Malaysia dan Taiwan perayaan Cap Go Meh memiliki keunikan tersendiri. Di Penang, Malaysia, para perempuan muda yang belum menikah biasa berkumpul pada perayaan Cap Go Meh dan melemparkan jeruk ke dalam laut. Sementara di Taiwan yang terkenal dari Cap Go Meh adalah disebut juga sebagai hari raya lampion.
Tersebarnya bangsa Tiongkok diseluruh penjuru dunia khususnya Asia membuat terjadi keragamaan perayaan Cap Go Meh yang disesuaikan dengan kultur masyarakat lokal di tempat masyarakat Tiongkok berada
Reporter : Amos Sury’el Tauruy / Foto : google
Editor : Rachma Putri Utami
(Dikuti dari berbagai sumber)