Diamma.com – Fogging atau bisa disebut juga pengasapan yang menggunakan pestisida menjadi salah satu metode untuk memberantas nyamuk, khususnya nyamuk demam berdarah. Tapi, dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah mulai mengurangi fogging karena ada inovasi baru.

Inovasi itu bernama nyamuk wolbachia. Yaitu ketika nyamuk aedes aegypti sudah terinfeksi wolbachia, mereka menjadi mandul. Akibatnya nyamuk wolbachia itu tidak menularkan virus DBD ketika menghisap darah orang. Otomatis, jumlah kasus DBD akan berkurang.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Adi Utarini, mengatakan bahwa frekuensi fogging berkat nyamuk ber-Wolbachia berkurang drastis, yakni menjadi hanya sembilan kali dari 200 kali dalam setahun.

Sementara, hasil penelitian UGM mengklaim bahwa teknologi nyamuk dengan bakteri Wolbachia mampu mengurangi metode fogging sekitar 83 persen.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu, menegaskan bahwa penggunaan fogging untuk mengatasi DBD berbahaya bagi kesehatan tubuh karena mengandung bahan kimia.

“Fogging itu sangat berbahaya karena kimia yang merusak lingkungan dan juga resistensi nyamuk terhadap bahan kimia,” kata dr. Maxi

Penulis : Leonardus Bimo
Editor : Leonardus Bimo