Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Rabu, 12 Agustus 2020.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto

Diamma.com- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) optimis akan memproduksi massal Vaksin Merah Putih yang merupakan hasil buatan bangsa Indonesia. Melansir dari CNNIndonesia.com, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menaruh harapan besar pada vaksin Merah Putih ini dapat memasuki tahap produksi massal pada akhir 2021.

“Harapan kita memang pada akhir 2021 sudah bisa ada vaksin Merah Putih yang bisa dihasilkan oleh bangsa ini,” kata Penny dalam Lokakarya Pengawalan Vaksin Merah Putih, Jakarta, Selasa (13/04).

Untuk diketahui, saat ini saat ini terdapat enam institusi yang melakukan pengembangan Vaksin Merah Putih dengan berbagai jenis platform, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.

BPOM menuturkan bahwa ada dua institusi yang memiliki progres paling cepat dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih, yakni Universitas Airlangga (UNAIR) dan Lembaga Biologi Molekuler Ejikman, saat ini UNAIR dalam pengembangan vaksinnya sudah masuk tahap uji praklinik atau uji pada hewan. 

“Dari Universitas Airlangga dengan platform inactivated virus itu sudah memulai uji praklinik, uji pada hewannya sudah mulai per tanggal 9 kemarin (9 April 2021). Alhamdullillah sudah mulai praklinik,” ujar Penny.

Diharapkan mengenai uji praklinik sampai uji klinik vaksin ini yang telah dikembangkan oleh UNAIR akan selesai pada Oktober 2021, sehingga vaksin ini bisa dengan cepat diproduksi pada akhir tahun. UNAIR nantinya akan bermitra dengan PT. Biotis yang saat ini sedang berupaya untuk mendapatkan sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Saat ini bibit vaksin yang sedang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman akan menuju ke tahap praklinik dengan platform sub unit protein rekombinan. Diharapkan vaksin tersebut dapat memasuki tahap produksi massal pada kuartal ketiga 2022. Menurut Penny, platform sub unit protein rekombinan merupakan teknologi pengembangan vaksin yang lebih baru.

“Untuk Bio Farma ini juga sesuatu yang baru tentunya untuk fasilitas produksinya,” tutup Penny.

Penulis: Sarah Nur zakiah
Editor: Donny Alamsyah