Potret dampak banjir bandang di NTT. Foto: Antara/ ADITYA PRADANA PUTRA

Diamma.com– Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi mengungkapkan kondisi korban bencana yang meninggal berjumlah 179 orang. Serta, masih hilang sejumlah 46 orang per hari ini, Senin (12/4).

“Terhitung hari ini kondisi korban bencana yang meninggal 179 orang dan hilang 46 orang,” ujarnya dalam konferensi pers Update Penanganan Bencana di Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.

Ia menuturkan bahwa upaya pencarian korban yang hilang, masih dilakukan dengan menggunakan alat berat, sehingga dalam waktu dekat bisa ditemukan secepatnya.

(Baca Juga: Jokowi Minta Pencarian Korban Banjir dan Longsor NTT Terus Dilakukan Secepatnya)

Sementara, semua desa yang terdampak bencana sudah terjangkau oleh satgas bencana siklon tropis seroja. Sudah tidak ada lagi desa yang terisolir. Namun, masih ada beberapa tempat yang aksesnya terputus membuat pendistribusian melalui alternatif jalur udara dan laut.

“Alternatif untuk penjangkauan melalui jalur udara dan laut. Kita juga dibantu oleh Panglima TNI dan Kapal ASDP,” ucapnya.

Tak hanya itu, bantuan dari posko juga langsung di akomodir ke desa yang membutuhkan.

“Pendistribusian untuk ke posko di daerah-daerah harus langsung dan tidak boleh ada penumpukan logistik di gudang. Oleh sebab itu, jangan sampai bantuan ini salah sasaran, harus merata. Yang seharusnya orang lain dapat tetapi malah tidak dapat,” tegasnya.

(Baca Juga: INFOGRAFIS: Mitigasi Bencana Alam: Gempa Bumi, Banjir, Gunung Meletus, dan Longsor)

Dana bantuan hunian masih menunggu data-data dari kabupaten setiap daerah untuk berkoordinasi dengan pusat dalam penyalurannya nanti. Bagi yang meninggal dan terluka, akan diberikan santunan yang dibantu oleh dinas sosial.

Dalam telekonferensinya perihal kebutuhan yang sangat mendesak masih kurang untuk korban terdampak di NTT.

 “Kebutuhan yang mendesak selain bahan makanan, bagaimana untuk mencegah tempat yang masih ada jenazah untuk menjadi penyebaran penyakit baru. Obat-obatan untuk warga terdampak yang mengalami sakit. Selain itu, bantuan konseling moral dan traumatis terhadap anak-anak,” pungkasnya.

Pasca bencana upaya mitigasi bencana, penyelenggaran penanggulangan serta penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko terkena bencana lagi. Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan Kementerian tata ruang dan lingkungan hidup untuk membangun kembali tempat terdampak, supaya lebih aman.

Untuk ke depannya, proses pembangunan ada kerja sama dengan pihak-pihak daerah setempat terkait data yang akan diterima. Sehingga, bisa dikirimkan ke pusat untuk membangun kembali lahan dan pendanaan yang sudah disiapkan.

Penulis: Nafis Arsaputra
Editor: Rianty Danista