Diamma.com- Sepak bola dan kelas buruh sangat berkaitan satu sama lain, maka tak sedikit dari kita saat membicarakan hal tersebut akan berpatokan pada sepak bola Inggris. Pasalnya, ketika sepak bola mulai muncul lalu kelas butuh juga turut serta ikut andil dalam mempopulerkannya.
Dimulai dari hal yang sangat sederhana, misalnya tentang jadwal liga Inggris sejak dulu bermain pada hari Sabtu dan Minggu, ketika para pekerja libur dan meluangkan waktunya untuk bermain sepak bola atau menonton tim kesayangan mereka beraksi dilapangan. Budaya menonton pertandingan di stadion tumbuh berkat perasaan senasib dan sependeritaan.
Masyarakat kelas pekerja membuat sebuah ikatan sosial yang erat diantara mereka, sepak bola yang populer pada akhirnya terpilih sebagai pemersatu diantara para pekerja tersebut, mereka menjadikan sepak bola sebagai pengikat karena dirasa mampu memberikan hal yang mereka butuhkan di tengah beratnya beban kerja dan juga kondisi kehidupan.
Sepak bola terus melekat sebagai olahraganya para working class, meski pada awalnya olahraga ini lebih banyak terlihat dimainkan oleh para kaum bangsawan, bahkan kelas pekerja ini kemudian menjadi instrumen penting dalam terbangunnya budaya dan industri sepak bola Inggris.
Namun di zaman modern sekarang sepak bola tak hanya menarik bagi kelas pekerja saja. Kalangan menengah atas pun mulai menggemari olahraga tersebut, tak hanya sekadar mendukung tapi terlibat langsung didalamnya termasuk berinvestasi mengeruk keutungan dari kesebelasan yang ia beli.
Perlu diketahui, banyak investor yang melakukan ekspansi untuk menarik fans baru dari benua lain. Imbasnya kepentingan fans lokal yang didominasi kelas buruh harus dikesampingkan demi pundi-pundi keuntungan yang lebih besar dari para pendukung kalangan menengah.
Meski begitu, sepak bola tidak akan pernah bisa dilepaskan dengan kelas pekerja, dimanapun dan dilihat dari aspek apapun, kelas buruh memiliki dan mempunyai peran yang sangat penting. Sepak bola juga sering digunakan sebagai alat perjuangan kaum buruh mendapatkan segala haknya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Penulis: Donny Alamsyah
Editor: Rahma Angraini