Diamma.com – Tren inovasi sedang marak saat ini. Bahkan, tidak tanggung-tanggung para inovator rela berpikir keras demi memecahkan sebuah masalah, bahkan untuk waktu yang lama.
Salah satunya dalah Prof. Ma’rum Kasim, seorang dosen di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo. Pada 2016 lalu, ia mendapati bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara sedang berkutat dengan hama laut yang membuat rumput laut mereka mati.
Kemudian, muncul lah ide brilian dalam benaknya. Hal ini ia ungkapkan dalam ajang pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2019.
“Di akhir 2016 kepikiran untuk menciptakan alat ini. Karena ada permasalahan di masyarakat soal hama. Kemudian, 2017 Saya melakukan penelitian untuk membuat gelombang suara,” jelasnya di Jakarta Convention Center Hall B, Senayan, Jakarta.
“Masyarakat pikir, bisa gak pake alat lama untuk menumbuhkan rumput laut tapi hama bisa hilang. Nah, saya pikir ada satu ide yang mana masyarakat bisa pake alat lama tapi hama gak ada,” tambah Ma’ruf.
Untuk itu, ia melakukan penelitian di sebuah akuarium. Caranya adalah dengan menaruh ikan di dalamnya, kemudian memberikan gelombang suara kepada ikan. Apabila ikan pergi karena gelombang suara tersebut, maka berhasil. Ia mengaku baru menemukan gelombang suara yang tepat pada tahun 2018 sejak penelitian dimulai di akhir 2017 lalu.
Setelah itu, ia mengajak 7 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo untuk bersama-sama menciptakan alat yang dinamai ‘UsirIkan’ ini.
Alat tersebut merupakan sebuah tabung merah yang terbuat dari logam dan berisi speaker untuk mengeluarkan gelombang suara pengusir ikan. Ikan yang dimaksud adalah jenis Siganus Sp. (ikan herbivora pemakan rumput laut).
UsirIkan sendiri memiliki radius diameter sejauh 50 meter. Tadinya, Ma’ruf menciptakan alat hanya dengan radius 10 meter. Jadi, rumput laut milik masyarakat bisa terlindungi oleh UsirIkan. Setidaknya butuh 3 UsirIkan untuk melindungi seluruh luas tanaman rumput laut masyarakat Sulawesi Tenggara (Sulteng).
Dari segi penjualan, sepanjang 2019 Ma’ruf mengatakan UsirIkan sudah terjual mencapai 100 unit. Namun, sayangnya alat ini baru bisa dijual di Sulteng saja.
“Alat ini setelah digunakan di masyarakat Sulteng (tanaman rumput laut) jadi aman dari hama. Kita belum keluar Sulteng karena permintaan di Sulteng aja banyak. Sementara kuota produksi kami sangat terbatas,” ujar Ma’ruf.
Perlu diketahui, Menristekdikti membantu dana untuk pengembangan UsirIkan sebesar Rp331 juta. Bantuan tersebut membuat Ma’ruf lebih nyaman dalam mengembangkan alat Inovasi terbarunya.
Reporter: Adhyasta Dirgantara
Editor: Gadis Ayu Maharani