Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI mundurkan waktu pelaksanaan pelatikan Jokowi-Maruf. Pelantikan yang semula akan dilaksanakan pada Minggu (20/10) pukul 10.00 WIB, diundur menjadi pukul 16.00 WIB.
Saat ditemui di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, membenarkan pengunduran waktu tersebut. Hal ini karena mempertimbangkan masyarakat dan tamu undangan yang beribadah di pagi hari.
“Saya pastikan 20 Oktober kenapa diundur dari pukul 10.00 WIB menjadi pukul 16.00 WIB, kita ingin agar memberi kesempatan saudara-saudara kita beribadah pagi hari,” jelasnya.
Bambang menambahkan diundurnya waktu pelantikan ke sore hari agar tidak menganggu aktivitas warga yang berolahraga di car free day. Ia mengaku akan segera mengusulkan hal ini kepada Sekjen MPR selaku penyelenggara pelantikan.
“Karena akan ada penutupan jalan karena ada tamu-tamu kepala negara sahabat yang hadir. Kalau pagi maka akan ganggu rakyat kita yang olahraga. Makanya kami memutuskan dan mengusulkan kalau diterima diundur pukul 16.00 WIB,”
Sebelumnya, pengusulan perubahan waktu pelantikan juga pernah disampaikan oleh kelompok relawan Projo (Pro Jokowi). Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi mengusulkan untuk memajukan waktu pelantikan menjadi Sabtu 19 Oktober 2019. Hal ini dikarenakan agar lebih banyak masyarakat yang menyaksikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden ini.
“Tanggal 19 Oktober 2019 jatuh pada hari Sabtu. Keluarga Indonesia sedang santai. Kami yakin jutaan rakyat akan mengawal Pelantikan Presiden,” ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menolak perubahan waku pelantikan ini. Komisioner KPU, Hasyim Ashari menegaskan pelantikan tetap dilaksanakan pada Minggu, 20 Oktober 2019. Jadwal pelantikan tidak bisa dimajukan atau dimundurkan.
“Tetap 20 Oktober 2019,” tegasnya.
“Sejak itu pada Pemilu 2009, Pemilu 2009 dan Pemilu 2019 siklus lima tahunan masa jabatan presiden adalah 20 Oktober. Karena itu hasil Pemilu 2019 pelantikan Presiden 20 Oktober 2019, tanpa melihat jatuh pada hari apa,” tutup Hasyim.
Penulis: Faradina Fauztika
Editor: Octavia Dwi Lestari