Dialog Nasional P4GN, (kiri) Atta Halilintar, (tengah) Tina Talisa, (kanan) Andre Taulany. Foto: Diamma.com/Wiji Adinda Putri

Diamma.com – Dalam memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2019, Badan Narkotika Nasional (BNN) adakan Dialog Nasional P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran gelap Narkoba) dengan tema ‘Milenial Sehat Tanpa Narkoba Menuju Indonesia Emas’ pada, Rabu (26/6), di The Tribrata, Jakarta Selatan.

Pada Dialog Nasional tersebut, BNN turut mengundang Atta Halilintar dan Andre Taulany sebagai narasumber milenial, untuk ikut membahas mengenai cara pencegahan penggunaan narkotika di kalangan milenial.

Dalam dialog tersebut, Atta menuturkan bahwasanya penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja berawal dari rasa keingintahuan mereka atas barang-barang tersebut (narkotika).

“Dari kecil aku sudah dididik akan ketahanan iman oleh orang tua aku. Bahkan aku sampai gak mau tahu soal apa itu narkotika, dan seperti apa bentuknya. Jujur ya, sampai saat ini aku tidak tahu bagaimana bentuk narkotika itu sendiri, ” tutur Atta

“ Karena menurut aku anak-anak milenial itu kepo. Kalau sekali dia tahu, akan malah mencari-cari tahu lagi, dan nantinya ingin tahu gimana sih rasanya, nyicip dan jadi candu,” lanjutnya.

Menurutnya, anak muda perlu melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan yang menghasilkan karya, sebagai cara untuk menghindari rasa ingin tahu tersebut.

“Saya selalu katakan agar fokus dengan goals untuk kita capai, dan itu adalah obat yang paling berharga,” tambahnya.

Andre Taulany juga mengatakan bahwa, pemberian dan pengenalan edukasi secara perlahan mengenai narkotika adalah hal utama yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak-anak sejak dini, dengan tujuan agar anak memahami tanpa perlu mencari tahu sendiri.

“Kita harus memberikan pengertian tentang bahaya narkoba kepada anak-anak. Tapi kita juga harus memberikan batasan mereka dalam menggunakan gadget,” tutur Andre.

Dalam sesi pertama ditutup dengan pesan Andre kepada generasi milenial untuk menghindari narkotika.

“Tingkatkan prestasi bukan sensasi,” pesannya.

Reporter: Wiji Adinda Putri
Editor: Gadis Ayu Maharani