Eco-plastik yang terbuat dari singkong. Foto: TheNasional.com

Diamma.com– Plastik menjadi polemik yang cukup rumit untuk diatasi, bahan plastik yang sulit didaur ulang akan menumpuk menjadi sampah abadi. Tidak hanya di darat, laut menjadi pembuangan terakhir berbagai macam sampah.

Berawal dari sepulangnya Kevin Kumala dari Amerika Serikat, ia melihat perubahan drastis di pantai dan permukaan laut di Bali yang terdapat banyak sampah plastik. Pria asal Bali ini pun melakukan sebuah inovasi dengan eco-plastik.

Kevin dan rekan-rekannya bukan tanpa kesulitan membuat eco-plastik ini, demi menemukan bahan yang pas dan murah, mereka telah mencoba berbagai bahan mulai dari jagung, kedelai, hingga singkong.

“Kantong ini terbuat dari tumbuh-tumbuhan, terbuat dari pati singkong, minyak sayur, dan bahan-bahan lainnya. Kalau kita kubur di tanah akan menjadi kompos. Tidak merugikan lingkungan sama sekali,” ujarnya dilansir dari nasional.sindonews.com.

Plastik yang terbuat dari singkong itupun dapat dikonsumsi dengan cara dilarutkan di air. Mula-mula plastik yang terbuat dari pati singkong dirobek dan dimasukkan ke dalam gelas berisi air. Setelah diaduk selama beberapa detik, plastik tersebut larut di dalam air dan bisa diminum. 

Meski penggunaan plastik ini belum sepenuhnya digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun sudah diekspor ke luar negeri dalam jumlah yang banyak. “80 Persen customer dari luar negeri, ekspor. Kebanyakan ke Australia,” ungkapnya dilansir dari merdeka.com

Eco-plastik ini  dapat diminum karena telah menerima sertifikasi Eropa dan Amerika untuk produk kemasan ramah lingkungan. Plastik ini pun sudah sudah dipasarkan, Harga yang ditawarkan memang relatif lebih tinggi dibandingkan plastik biasa, sekitar Rp. 200-300 lebih mahal. Namun dirinya optimis ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik.


Penulis: Indira Difa Maharani
Editor: Octavia Dwi Lestari