Foto yang diambil oleh Nina Ahn untuk menelusuri masalah kesepian di kalangan anak muda Korea Selatan. Foto: CNN.com/credit Nina Anh

Diamma.com- Diammania, pernah dengar istilah honjok? Jika belum, Diamma akan mengulas istilah yang menjadi tren gaya hidup di Korea Selatan ini.

Honjok merupakan sebuah istilah yang ditujukan bagi orang-orang di Korea Selatan yang memilih untuk tinggal dan menjalani rumah tangga seorang diri. Gabungan kata ‘hon’ ( sendiri) dan ‘jok’ (keluarga) telah muncul sejak 2010 silam, seiring dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang.

Sebutan ini sering digunakan untuk menggambarkan generasi yang selalu melakukan aktivitasnya sendirian, tanpa hadirnya orang lain. Seperti makan, menikmati kegiatan rekreasi, belanja, atau berlibur. Honjok memiliki tiga bagian, yakni hon-bap, hon-sul, dan hon-nol.

Hon-bap merupakan aktivitas makan sendirian. Individu tidak peduli dengan tatapan orang lain, melainkan merasa puas karena makan sendiri di restoran.

Hon-nol, mengacu pada seseorang yang menikmati waktu luangnya untuk berekreasi dan bersantai sendirian. Sementara hon-sul, individu akan merasa puas jika pergi ke bar sendiri tanpa mempedulikan orang lain yang melihatnya.

Mengutip dari CNN Style, seorang fotografer bernama Nina Anh, mengabadikan momen-momen honjok di Korea Selatan. Dalam sebuah gambar yang diambil olehnya, tampak seorang wanita berusia 20-an duduk sendirian di pagar pembatas di samping jalan raya kosong di Seoul.

“Kita hidup di generasi yang hanya bekerja keras untuk masa depan cerah namun tidak menjamin kebahagiaan,” kata Anh dalam wawancara dengan CNN.

Fotografer lain, Hasisi Park, juga mengeksplorasi gaya hidup honjok di kalangan pemuda Korea Selatan dalam karyanya. Park mengaitkan munculnya honjok dengan tekanan sosial zaman modern, yaitu terbatasnya peluang untuk berinteraksi dengan orang lain dan kurangnya waktu untuk berdedikasi kepada diri sendiri.

Mendifinisi Ulang Arti Keluarga

Ada lebih dari 5 juta rumah tangga single-person di Korea Selatan pada 2016. Terhitung hampir 28% dari total jumlah rumah tangga pada umumnya, menurut Layanan Informasi Statistik Korea.

Fenomena pertumbuhan individualisme ini dapat menjadi sumber kepuasan, menurut Jang Jae Young, pengelola situs honjok.me, yang didedikasikan untuk single lifestyle.

Hasisi Park juga menuturkan, generasi honjok saat ini memiliki efek yang besar bagi perekonomian. Mulai dari apartemen untuk satu orang, hingga restoran yang melayani pengunjung tanpa pendamping.

“Ini (honjok) sudah cukup besar untuk membentuk budaya dengan kekuatan konsumen,” katanya.

Jang, pengelola situs honjok.me berharap fenomena honjok dapat menjadi kebudayaan yang membawa kebahagiaan. Namun ia juga tidak mengatakan bahwa fenomena ini adalah hal yang positif karena menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan.

Penulis: Asri Muspita Sari
Editor: Siti Nurmayani Putri