Diamma.com- Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya untuk seluruh umat Islam di dunia menjalankan ibadah puasa. Mereka harus mampu menahan hawa nafsu dari subuh sampai tenggelamnya matahari. Namun, setiap negara memiliki durasi puasa yang berbeda-beda.
Islandia merupakan negara yang memiliki durasi puasa terlama dengan waktu 22 jam. Negara yang terletak di belahan bumi bagian utara ini memiliki waktu puasa terlama karena waktu siang harinya lebih lama dibandingkan malam hari. Hal ini disebabkan karena Islandia sedang mengalami musim panas. Saat musim panas, Islandia hampir tidak merasakan malam.
Selain itu, negara ini hampir mendekati kutub utara dengan kemiringan sekitar 23,4 derajat dari sumbunya. Umat Islam di sana melaksanakan sahur pada pukul 02.00 waktu setempat dan berbuka puasa pada pukul 24.00 waktu setempat.
Muhammad Aufaristama, pemuda yang sedang menempuh S3 jurusan Earth Science dan Volcanology Insitute of Earth Science di Universitas Islandia menceritakan pengalamannya berpuasa di negara ini. Di Islandia, ada dua masjid yang memiliki kewenangan untuk memberi jadwal puasa.
“Di Islandia, kami berkiblat pada dua masjid yang mempunyai kewenangan untuk memberi jadwal puasa. Ada masjid yang berkiblat pada 22 jam waktu puasa, dengan Maghrib pukul 24.00 dan subuh sekitar pukul 02.15. Jeda 2 jam antara maghrib dan subuh juga dimanfaatkan untuk tarawih. Biasanya, solat tarawih dilakukan sekitar pukul 01.00,” ujarnya.
Namun, ada juga masjid yang menawarkan keringanan dengan waktu berpuasa kurang lebih 18 jam.
“Jika ini (waktu yang lama) dirasa terlalu berat, ada masjid yang menawarkan keringanan, Magrib sekitar pukul 21.00 dan subuh sekitar pukul 03.30,” tambahnya.
Muhammad menjelaskan sebenarnya ada keringanan ketiga untuk berpuasa di negara ini. Ulama di Islandia setuju untuk memperbolehkan umat Islam mengikuti waktu berbuka di negara Eropa lainnya atau negara-negara Arab.
“Saya pribadi, tahun kemarin mengikuti waktu puasa masjid yang kedua, yakni 18 jam. Untuk tahun ini, saya mengikuti waktu negara Arab,” ucapnya.
Penulis: Faradina Fauztika
Editor: Siti Nurmayani Putri
(dilansir dari beberapa sumber)