Erlan Nurzaman (kedua dari kiri) beserta artis-artis yang bermain di Film Mata Dewa. Foto: Instagram.com/Erlannurzaman

Diamma.com- Mata Dewa merupakan film basket pertama yang lahir di Indonesia. Tak heran apabila banyak atlit basket yang bergelimang prestasi turut ambil andil dalam film tersebut, diantaranya Erlan Nurzaman, Cakra Airawan, Ilham Makatita, Nuke Tri Saputra, dan masih ada lagi.

Erlan Nurzaman, mantan atlit DBL yang berperan sebagai Diego dalam film Mata Dewa, mengaku bahwa bermain film jauh lebih sulit daripada bermain basket.

“Saya baru pertama kali bermain dalam film dan ternyata lebih sulit bermain film daripada bermain basket,” diakui Erlan.

Menurutnya, jika bermain basket ia bisa bebas melakukan apa saja. Yang terpenting adalah tim basket yang dibelanya menang dan ia bermain bagus di atas court.

“Grogi parah,” jawab Erlan ketika ditanya perasaannya saat bermain film oleh Diamma.

“Ketika dapet adegan dialog, saya benar-benar grogi. Alhamdulillah, saya belajar sama teman-teman saya gimana caranya supaya tidak grogi,” lanjut Diego aka Erlan.

Selain itu, Erlan juga mengeluhkan bahwa gaya hidupnya yang teratur menjadi tidak teratur saat bermain film. Hal ini terus berlanjut hingga 2 minggu lamanya.

Shooting di film ini selesainya bisa sampe jam 1 malem, jam 6 pagi udah harus ready lagi. Lebih capek main film ternyata. Film ini benar-benar mengorbankan fisik saya yang biasanya jam 10 sudah tidur,” keluh Erlan.

Namun, saat adegan bermain basket, Erlan mengatakan bahwa ia jauh lebih pede dibandingkan artis-artis lainnya.

Saat ini, Erlan sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi PON 2020. Ia harap, film Mata Dewa ini mampu menginspirasi banyak orang.

Cakra Airawan, yang merupakan seorang mantan atlit DBL juga, mengaku senang bisa ikut bermajn dalam film Mata Dewa tersebut.

“Saya senang karena ini merupakan pengalaman baru dan bisa main film bersama dengan artis seperti Kenny Austin,” ungkap Cakra.

“Yang membedakan bermain film dan basket adalah, kalau bermain basket 4×10 menit sudah selesai. Kalau dalam film terutama film Mata Dewa banyak tambahan-tambahan dalam adegan tertentu,” tutupnya.

Reporter : Adhyasta Dirgantara
Editor : Siti Nurmayani Putri