Ilustrasi anak indigo. Foto: Soullifetimes.com

Diamma.com- Tidak selamanya keistimewaan dapat diterima oleh setiap individu apalagi bagi anak-anak yang memiliki keistimewaan panca indera atau lebih dikenal dengan anak indigo.

Manusia umumnya mempunyai lima indera, namun pada anak indigo, mereka mempunyai enam panca indera atau yang lebih dikenal dengan sixth sense.

Biasanya, anak indigo selalu dihubungkan dengan hal-hal yang berbau mistis dan menyeramkan.

Kali ini, Diamma akan membahas mengenai suka dan duka salah satu mahasiswa UPDM(B) yang memiliki kemampuan indera keenam itu.
Karena ada sebagian orang yang menganggap kemampuan itu bukan sebagai karunia, tetapi sebagai masalah.

Prand, salah satu mahasiswa FE UPDM(B) yang enggan disebutkan nama aslinya menceritakan mengenai pengalamannya sebagai anak indigo.

“Gatau dari mana. Tapi ya mungkin faktor keturunan, karena nyokap bisa ngeliat juga,” ungkap Prand.

Ia mengungkapkan bahwa kemampuan tersebut didapatnya sejak kecil.

Ketika suasana lingkungan sedang tenang, pikiran sedang capek, ia selalu merasakan energi dari makhluk yang tak kasat mata.

Menurutnya, makhluk tak kasat mata tersebut tidak selalu identik dengan tempat yang gelap.

“Kalo ngerasain lumayan sering. Apalagi kalo suasana lingkungan tenang, pasti ada aja rasanya. Kalo lagi capek pikiran lebih merasa ada,” ungkap Prand saat diwawancara Diamma melalui WhatsApp.

(Baca : Dian, Si Gadis Indigo )

Lebih jauh lagi, Prand menceritakan seringnya melihat makhluk-makhluk tak kasat mata tersebut ketika sedang berada di kampus.

Ia pernah melihat makhluk tak kasat mata itu di beberapa tempat Kampus UPDM(B), seperti di toilet pria dekat sekre FISIP, tangga samping perpustakaan di lantai 3-5, lorong koridor FISIP lantai 3, perpustakaan, dan area merokok Taman Firdaus.

Prand merasa sudah terbiasa ketika merasakan dan melihat hal-hal tak kasat mata dan memilih untuk mengabaikannya.

Namun, ketika melihat wajah dari makhluk tak kasat mata, ia merasa takut. Menurutnya, wajah dari makhluk tak kasat mata jarang dan tidak lazim untuk ditemui.

“Biasa aja sih. Emang dari awal coba ga takut sama hal kayak gitu. Bertingkah cuek aja. Kalo lihat muka ya jelas takut,” tutur Prand.

Prand tidak merasa terganggu dengan kemampuan indera keenamnya dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan pribadinya.

“Biasa aja sih. Bentuk-bentuk doang ga ngaruh,” tutupnya.

Reporter : Asri Muspita Sari
Editor : Siti Nurmayani Putri