Diamma.com – Keputusan Trump atas pemecatan Direktur FBI, James Comey seolah mengakhiri kontroversi yang terus menaunggi kinerja FBI di bawah kepemimpinan Comey. Mulai dari kontroversi e-mail Hillary Clinton hingga kampanye Trump yang diduga berhubungan dengan Rusia.
Disampaikan di Gedung Putih, Rabu 10 Mei 2017, Trump menyebutkan bahwa Comey tidak efektif memimpin biro dan sesegera mungkin akan mencari pengganti Comey. Tercuat berbagai alasan atas keputusannya tersebut, diantaranya merujuk pada kinerja FBI yang dianggap tidak becus di bawah kepemimpinan Comey.
Kasus yang menjadi sorotan adalah mengenai penyelidikan atas server pribadi e-mail Hillary Clinton saat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri. Comey mengeluarkan pernyataan bahwa Clinton bebas dari tuduhan mengancam keamanan Negara karena server e-mail tersebut, beberapa bulan sebelum Clinton resmi menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat. Namun kemudian tepat sepekan sebelum pencoblosan, kasus tersebut dibuka kembali. Disebutkan bahwa mereka hendak mencari bukti-bukti baru.
Saat ini, FBI kembali dalam sorotan mengenai kasus penyelidikan Rusia membajak pilpres 2016 yang dikabarkan membuat Trump menang telak dari Clinton. Tak hanya itu, Penyelidikan FBI yang belum selesai terhadap kasus mengenai kemungkinan adanya kolusi antara tim kampanye Trump dengan para pejabat Rusia menjadikan kinerja FBI dalam sorotan dunia.
Menurut Partai Demokrat aksi kontroversi Trump memecat Comey dinilai sebagai usaha Trump untuk menghentikan penyelidikan mengenai Rusia. Padahal sebelumnya mereka menyerang Comey seiring kasus Clinton.
“Ini tidak beda jauh dari Nixonian,” kata Senator Patrick Leahy dari Prtai Demokrat merujuk keputusan Presiden Richard Nixon untuk memecat penyelidikan kasus Watergate pada 1973.
Penulis : Raseysha Andra Dea / Foto : Cnn.news
Editor : Noviani
(Dilansir dari berbagai Sumber)