unjDiamma.com – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kini sedang memanas, beredar kabar di media sosial sebuah Press Release yang berisi tentang penolakan dari Aliansi Mahasiswa UNJ bersatu terhadap pembungkaman demokrasi kampus. Dalam release tersebut juga menjelaskan klarifikasi mengenai kabar yang beredar tentang pengultimatuman rektor UNJ oleh aliansi mahasiswa UNJ Bersatu yang menyatakan bahwa sebelumnya Aliansi ini sudah melakukan demonstrasi terlebih dahulu.

Bermula dari penolakan mahasiswa FMIPA UNJ atas rencana Rektorat yang akan memindahkan FMIPA dari kampus B ke kampus A UNJ dengan alasan fasilitas penunjang akademik yang kurang memadai.
Permasalahan tidak sampai disitu saja, permohonan penurunan UKT yang ditolak rektor, carut marut ketidakamanan parkir, kasus pelecehan seksual serta kasus KKN juga menjadi persoalan besar saat ini di kampus tersebut.

Permasalahan semakin memuncak ketika pada 4 Januari 2016, Ronny Setiawan (ketua BEM UNJ) mendapat surat panggilan orang tua, dan pada 5 Januari 2016 kemarin, melalui surat bernomor 01/SP/2016, Ronny diberhentikan sebagai mahasiswa UNJ (Drop Out) karena dianggap telah melakukan tindak kejahatan berbasis teknologi dan dinilai telah menyampaikan surat kepada rektor yang bernada ancaman.

Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu menanggapi hal tersebut menyatakan, menyayangkan sikap rektor yang sewenang-wenang mencoreng wajah demokrasi kampus dan menuntut rektor untuk mencabut surat pemberhentian Ronny sebagai Mahasiswa dan menyuarakan kepada seluruh mahasiswa dan civitas UNJ agar tidak tinggal diam dalam menyuarakan kebenaran.

Reporter : Latif Munawar / Fotografer : unj.ac.id

Editor : Gitta Asri L