IMG_20140123_004856Diamma.com – Rabu (22/01/2014), diskusi film ‘Menunggu Jakarta Tenggelam’ digelar di kantor WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Mampang, Jakarta Selatan. Siti Badriah selaku produser membagi pengalamannya mengunjungi Kampung Apung kepada peserta diskusi, “prihatin sekali melihat

Bottle My. Other The excellent little surprised Conair t www.geneticfairness.org quality receive anyone it couldn’t.

keadaan disana, dan terlebih mengetahui 2 bocah yang menjadi korban,” ujar Siti.

Kampung yang terletak di kawasan Cilincing, Jakarta Barat tersebut dulunya bernama Kampung Kapuk Teko. Dikenal dengan nama Kampung Apung, karena kawasan tersebut telah terendam air sejak 20 tahun yang lalu. Kawasan yang dulunya terdapat banyak sekali empang-empang dan mangrove, sekarang disulap menjadi kawasan pabrik industri. Pembangunan pabrik yang menguruk empang dan mengeksploitasi air tanah secara masal, telah menyebabkan kawasan tersebut terendam air sedalam satu meter.

Hal inilah yang membuat Amrta Institut membuat suatu film berjudul ‘Menunggu Jakarta Tenggelam’. Dalam film tersebut, diceritakan tentang menurunnya permukaan tanah di DKI Jakarta akibat eksploitasi air tanah yang terus meningkat tiap tahunnya, hal tersebut jika tidak ditangani secara serius oleh pemerintah maka akan berdampak pada kawasan Jakarta nantinya.

Sri, salah satu warga kampung Kapuk Teko menceritakan kondisi tempat tinggalnya saat ini, “sekarang kedalamannya sudah melebihi satu meter karena curah hujan yang tinggi,” ujar Sri. Ia juga menambahkan bahwa warga Kampung Apung semakin sulit mendapatkan air bersih untuk keperluan mandi, cuci, serta kakus. Selain itu, transportasi pun menjadi terhambat, hal tersebut tentu menambah beban warga karena mereka harus mengeluarkan kocek yang lebih besar saat banjir tiba.

Dengan dibuatnya film tersebut, Siti Badriah berharap bisa membantu warga Kampung Apung untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Dalam waktu dekat, Siti berserta kawan-kawan WALHI akan membantu warga Kampung Apung untuk membuat petisi yang diharapkan mampu memperbaiki Kampung Apung menjadi tempat tinggal yang layak huni.

 

Reporter : Siti Farhani / Fotografer : Siti Farhani

Editor : Zeldjian Poetera Athallah