DSC00463Diamma. com – Museum tekstil dengan memiliki nuansa gedung bergaya Art Craft ini, di bangun sejak abad ke-19, dan diresmikan oleh Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976.
Museum yang beralamatkan di Jalan K.S Tubun No 2, Jakarta Barat, dulunya sudah beberapa kali berganti kepemilikan. Awalnya sebagai landhuis (Villa) milik dari salah satu warga perancis yang tinggal di Batavia. Selain itu, gedung ini juga pernah dijadikan markas besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR), saat sedang diliputi semangat juang merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI.
Berbagai macam jenis tekstil yang ada di nusantara pun, dipamerkan dalam museum ini. “Selain batik, ada jenis tekstil tenun, songket, kayu dan semua tekstil yang ada di Nusantara,” tutur  Eko Hartoyo, selaku Kasie. Pameran dan Edukasi Museum Tekstil.
“Kesadaran orang-orang untuk datang ke museum sudah banyak, terutama anak sekolah. Karena anak-anak sekolah sudah diharuskan berkunjung kemuseum. Selain itu, kami juga menerapkan datang kesekolah-sekolah untuk penyuluhan tentang batik dan mengajak masyarakat umum untuk datang kemari dengan sistem  menjemput bola, agar masyarakat dapat mencintai museum dan budaya kita, terutama tekstil,” tambahnya.
Koleksi yang ada di Museum tekstil berjumlah1980 koleksi yang terdiri dari 786 Koleksi kain batik, 709 koleksi kain tenun, 325 koleksi campuran, 60 koleksi peralatan, 100 koleksi busana dan tekstil kontemporer.
Selain koleksi tekstil, pengunjung juga bisa mengikuti pelatihan membatik di museum, dengan biaya kurang lebih Rp40.000 untuk kain ukuran sapu tangan sekitar 30 cm. Hasil dari membatik itu pun, dapat dibawa pulang oleh pengunjung tersebut.
Nicole Tan, salah satu pengunjung asal United States of America pun berpendapat tentang ke indahan tekstil Indonesia khusunya batik. “Batik is very beautiful. So, i did to make batik and it’s all about fun.  I found that the museum from the guide book and it’s a great museum.”
Tidak hanya itu, terdapat juga perpustakaan, Galeri Batik, Toko museum, Ruang Pengenalan Alat Tenun (Wastra) dan  Taman Pewarna Alam yang terletak dibelakang gedung utama, yang berfungsi untuk melestarikan dan mengenalkan pengunjung, tentang pohon-pohon yang digunakan sebagai bahan baku pewarna alami.
Dengan harga tiket masuk museum sekitar Rp 2.000 untuk orang dewasa, Rp 1.000 untuk pelajar dan Rp 600 untuk anak-anak, pengunjung bisa menikmati beragam kekayaan tekstil yang ada di Indonesia.
Museum tekstil ini dibuka untuk umum setiap harinya, mulai dari pukul 09.00-15.00, kecuali hari Senin dan Libur nasional.
 
Reporter: Achmad Rafiq, Amos Sury’el Tauruy/ Fotografer: Achmad Rafiq
Editor : Tio Raja Sulaiman