Diamma.com – Kebutuhan bahan pokok sangat berpengaruh, ditengah masyarakat yang sedang menjalani ibadah puasa. Dari hasil penelusuran di beberapa pasar, khusunya di DKI Jakarta, beberapa bahan pokok sudah melonjak naik dari biasanya.
Minyak goreng yang hari biasa dikenakan harga Rp 10.00, kini naik menjadi Rp 11.000, hal ini diungkapkan oleh Yanto (36). Pria yang sudah empat tahun berjualan di pasar Palmerah, Jakarta Pusat, sampai saat ini belum diketahuinya alasan pasti kenikan harga tersebut. Dia juga menambahakan, untuk gula pasir harga jual perkilonya sudah Rp 13.000 sebelum naik, sedangkan di awal puasa harganya Rp 11.000.
Hampir di setiap tahun pada bulan puasa, tidak bisa di pungkiri lagi kalau harga bahan pokok selalu naik dari biasanya. Untuk bahan pokok terdiri dari gula, beras, minyak goreng dan telur ayam negeri yang kini sudah mengalami kenaikan harga.
“Gula pasir kini telah mencapai harga Rp 14.000/kg. Padahal sebelum bulan puasanya harganya gak sampai seperti itu,” tutur Mili salah satu pedangang di pasar Palmerah.
Sementara untuk harga beras ketegori A, masih stabil berkisar Rp 8.500. Sedangkan untuk beras kategori sedang Rp. 7.500/kg. Perkiraan harga beras, mungkin tidak mengalami kenaikan harga, hal ini di katakan oleh Tatang salah satu pedagang beras yang bertempat di Pasar Palmerah. “Karena untuk saat ini, stok beras disini masih cukup sampai menjelang Lebaran nanti,” ujar pria yang sudah hampir 25 tahun berjualan beras di pasar Palmerah.
Sama halnya dengan harga beras di pasar Kabayora Lama, Jakarta Selatan. Harga beras dirasakan masih stabil dengan harga Rp 7.000 – 7500/Kg. Hendra salah satu pedagang beras di pasar Kebayoran Lama mengatakan, harga beras disini tidak mengalami kenaikan harga. “Yang jelas kalau stok beras yang saya ambil dari agen saya, tidak naik harganya. Untuk jenis berasnya yang biasa dicari beras Ramos,” katanya.
Harga minyak goreng di pasar Palmerah juga mengalami kenaikan harga. “Harga minyak goreng naik dari Rp 10.000/Kg sebelum puasa, sekarang menjadi Rp 11.000/Kg,” jelas Yanto. Untuk alasan kenaikan harga sendiri Yanto kurang tahu pasti, ini disebabkan karena awalnya dari agen sudah menaikan harganya.
Sedangkan untuk telur ayam negeri di agen pasar Palmerah, masih stabil dengan harga Rp 16.500/Kg. Saat ditanyakan kemungkinan naiknya harga telur menjelang leberan, Akhsan salah satu pedangang telur pasar Palmerah mengungkapkan, memang telur sepertinya akan naik menjelang Lebaran. hal tersebut belajar dari tahun-tahun kemarin.
“Kemungkinan besar karena daging ayam kalau bulan puasa banyak yang beli, akibatnya bibit ayamnya jadi jauh berkurang dan dapmapknya harga telur menjadi naik,” tutur Akhsan.
Sementara untuk di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan harga telur sebelum bulan puasa berkisar Rp 17.000/Kg sekarang naik menjadi 20.000/Kg nya, hal ini diungkapakan oleh Sunu, salah satu pedagang telur ayam negeri di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Untuk harga daging ayam, baik di pasar Palmerah dan Kebayoran Lama sama-sama tidak mengalami kenaikan harga. Kisaran harga di kedua pasar yaitu 25.000/ekor nya. Ini tidak berarti menjelang Lebaran nanti harga ayam masih demikian. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, salah satu pedagang ayam di pasar Kebayoran Lama mengatakan, harga ayam kemungkinan menjelang Lebaran nanti akan naik.
Berbeda dengan daging sapi, di kedua pasar tersebut mengalami kenaikan harga yang tadinya sebelum puasa harga daging sapi perkilonya yaitu Rp 75.000, sekarang menjadi perkilonya Rp 78.000 – Rp 80.000/Kg.
Djamludin (33) mengatakan, untuk alasan kenaikan harganya dari tempat pemotongan sapinya udah naik terlebih dahulu.Ia juga menambahakan, untuk stok sapinya sendiri untuk saat ini sangat sedikit.
Di pasar Kebayoran Lama, daging sapi yang biasanya Rp 80.000/Kg naik hingga Rp 90.000/Kg. Hal ini diungkapkan oleh Alwi (55). Alwi mengatakan, stok sapi di tempat ia mengambil daging sedang kosong. Pria yang berjualan dari pukul 12 malam hingga 5 sore ini biasanya membawa sekitar 50 Kg daging sapi sampai 1 kwintal untuk dijual perharinya.
Mengenai kenaikan harga, Alwi mengngkapkan kalau banyak pelangganya yang mengeluh untuk hal ini. Tetapi soal kenaikan harga sendiri Alwi tidak terlalu mempermasalahkan. Sebelum puasa bisa menjual 30 – 40 Kg, sekarang naik hingga 50 – 55 Kg.
Yurnali yang berprofesi sebagai wiraswasta mengungkapkan, harga daging sapi yang naik sangat membebani. hal ini diungkapkan saat ditemui sedang membeli daging sapi di pasar Kebayoran Lama. Menurutunya kenaikan harga ini, tentunya sangat terasa untuk kantong masyarakat biasa. Penghasilan yang tidak seberapa, tidak berbanding dengan harga bahan pokok yang dijual di pasaran.
“Saya berharap, agar harga bahan pokok tidak naik terus menerus, kasian rakyat kalau harga terus naik,” ungkapnya.
Sumarseh yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengatakan, harga bahan pokok yang naik tidak terlalu di perhatikanya. Situasi seperti kenaikan harga menurutnya sudah biasa dirasakannya hampir disetiap tahun.
“Kalau mau di bilang ngeluh ya pasti ngeluh, tapi kita bisa berbuat apa kalau harga pada naik,” keluhnya saat ditemui di pasar Kebayoran Lama.
Reporter: Aslan La Ode
Editor: Frieska M.