Diamma.com – Beni Mulyono (49), pria berdarah Betawi yang biasa disapa “Bang Bewok” ini adalah seorang penjual mie ayam keliling di perumahan Taman Wisma Asri, Bekasi Utara. Dia biasa berjualan, dengan berkeliling di sekitar komplek perumahan tersebut.
Sudah 22 tahun lamanya ia bekerja sebagai penjual mie ayam keliling, demi menghidupi 4 anak dan seorang istri. Modal awal untuk usaha mie ayam ini sebesar Rp. 7.000. “Zaman dulu, kebutuhan pokok masih murah. Tidak seperti sekarang yang apa-apa mahal,” katanya.
Sedangkan untuk soal gerobak, ia kebetulan memliki kenalan yang memiliki usaha sewa gerobak. Tarif yang dikenakan untuk sewa gerobak pada saat itu sebesar Rp 500 per hari. Harga mie ayam satu porsinya pun masih murah, sehingga ia tidak terlalu terbebani dengan upah sewa gerobak yang harus dibayar kepada pemilik gerobak.
“Kalau tidak salah, dulu saya menjual satu porsi hanya Rp 250,” tambahnya. Ia biasa berkeliling dari pukul 16.00 wib, kemudian mangkal di Jln. Borneo 2 sewaktu magrib hingga pukul 21.00 wib.
Semenjak kisruh tahun 1998, harga barang-barang kebutuhan pokok menjadi meningkat tajam. Kenalannya yang menyediakan usaha sewa gerobak pun gulung tikar. Gerobak itu lalu diberikan oleh pemilik secara cuma-cuma kepada Bang Bewok. Selain itu, hal ini juga membuatnya harus menaikkan harga satu porsi mie ayam menjadi Rp 6000.
Sejak era Reformasi bergulir, omzet perbulan yang ia dapat rata-rata sebesar Rp 700.000. “Ya, namanya juga jualan, tidak selamanya kita ramai pembeli. Yang penting bisa memenuhi kebutuhan dapur,” jelasnya. Ia juga menambahkan untuk biaya makan keluarga sehari-harinya saja, harus menghabiskan uang sebesar Rp 50.000. Uang tersebut hanya cukup untuk dibelikan bumbu dapur, sayur-sayuran, tahu, dan tempe.
Selama pemerintahan SBY ini, ia mengaku pernah mendapatkan kompor gas beserta tabung gas gratis dari pemerintah. Beberapa waktu lalu ketika isu kenaikan BBM berlangsung, ia pernah disurvei dan dijanjikan untuk mendapatkan bantuan BBM gratis. Namun, sampai sekarang ia belum mendapatkan apapun dari program tersebut.
Menurutnya, selama pemerintahan SBY banyak sekali program-program yang tidak berjalan secara maksimal dan terkesan setengah-setengah. Ketika ditanya soal harapannya tentang presiden berikutnya pada pemilu 2014, ia mengaku tidak begitu mengerti tentang gambaran seorang pemimpin yang baik seperti apa.
“Soalnya dari dulu mau siapapun pemimpinnya dan apapun yang dijanjikannya, tetap saja hidup saya susah. Yang penting ada layanan kesehatan dan pendidikan gratis untuk anak serta keluarga saya nanti,” ungkapnya.
Tulisan dikirim oleh: Fajar Yulianto / Fotografer: Fajar Yulianto