Diamma.com – Apakah anda sering mengalami ngilu saat makan/minum?
Bisa jadi gigi anda sensitif. Gigi sehat merupakan dambaan setiap orang, disaat mengalami hal tersebut, kita seakan terbatasi untuk mengkonsumsi makanan/minuman.
Gigi Sensitif?
Gigi sensitif Merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya hipersensitif dentin akibat menipisnya lapisan email dan atau terjadi penurunan gusi.
Dalam kondisi normal, dentin ditutupi oleh email gigi atau gusi. Permukaan dentin memiliki pori-pori kecil (disebut tubulus) yang mengarah ke pulpa dimana terdapat banyak syaraf.
Rangsangan pada dentin akibat makanan dan minuman manis/asam/dingin/panas, akan diteruskan melalui tubulus ke syaraf-syaraf gigi sehingga memicu rasa ngilu atau sakit.
Penyebab gigi sensitif:
1. Kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan yang terlalu keras. Hal tersebut dapat membuat gusi teriritasi/gusi menurun, dari leher gigi yang lama kelamaan akar gigi terbuka (resesi gingiva), leher gigi berlubang, dan lapisan email berkurang ketebalannya (abrasi).
2. Tindakan mengikir gigi yang dapat mengikis lapisan email dan membuka lapisan dentin dibawahnya.
3. Keadaan rongga mulut yang buruk akan terdapat penumpukan plak/karang gigi, yang merupakan tempat tinggal bakteri yang dapat mengeluarkan racun yang lama kelamaan dapat mengiritasi gusi, sehingga gusi mudah berdarah, kerusakan tulang penyangga gigi dan disertai menurunnya gusi.
4. Pembentukan lapisan email yang kurang sempurna (enamel hypoplasia) pada individu tertentu.
5. Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam tinggi (jeruk,tomat,acar), minuman bersoda dan teh secara rutin dapat membuat erosi email gigi.
6. Penumpukan sisa makanan di daerah kontak gigi yang masuk melalui leher gigi, lama kelamaan akan semakin banyak sehingga menekan saku gusi dan gusi semakin turun.
7. Pemakaian pemutih gigi yang agresif dapat berpotensi mengikis email gigi.
8. Kebiasaan mengerat gigi secara sengaja, maupun menggesek-gesekkan gigi secara tidak sadar pada saat tidur (bruxism) dapat merusak email.
Pencegahan gigi sensitif:
1. Menghilangkan kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan berlebih.
2. Menyikat gigi dengan sudut 45 derajat selama 2-3 menit terhadap garis gusi dengan sapuan-sapuan pendek dan lembut, terutama pada pertemuan gigi dan gusi.
3. Menggunakan jenis bulu sikat yang lunak (soft), dan menghindari penggunaan bulu sikat yang sudah rusak karena dapat melukai gusi, serta hasil pembersihan tidak maksimal.
4. Sikat gigi diwaktu yang tepat, yaitu 20 menit setelah makan. Karena setelah makan kondisi mulut masih dalam keadaan asam, sehingga dengan penyikatan dapat merusak email gigi.
5. Hindari konsumsi makanan/minuman yang memiliki suhu ekstrim (dingin dan panas) pada saat bersamaan.
6. Hindari konsumsi karbohidrat berlebihan, karena dapat terfermentasi dan menghasilkan asam yang dalam jangka panjang dapat merusak gigi.
7. Hindari minuman berkarbonasi (soda) secara berlebihan karena dapat mengurangi kekerasan permukaan lapisan email dan dentin gigi.
8. Mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium seperti susu, yoghurt dan keju untuk mendapatkan gigi dan tulang penyangga yang kuat.
9. Rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, untuk pemeriksaan gigi berkala dan pembersihan karang gigi.
Pengobatan gigi sensitif:
10. Gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif, karena mengandung zat strontium chloride, natrium monofluorophosfat dan formaldehida yang dapat membantu membentuk ikatan kristalisasi serta menutupi porus-porus pada tubuli dentin atau permukaan akar gigi yang terbuka.
11. Gunakan pasta gigi dan obat kumur berfluoride untuk membantu melapisi ulang email gigi (remineralisasi) dan meperkuat permukaan gigi yang telah demineralisasi oleh asam bakteri.
12. Pada akar gigi yang telah terbuka atau sudah timbul lubang pada leher gigi, sebaiknya dilakukan penambalan atau pembedahan gusi oleh dokter gigi.
13. Pada kasus enamel hypoplasia sebaiknya dibuatkan mahkota jacket.
14. Pada penderita bruxism harus menggunakan pelindung gigi pada saat tidur yang dibuatkan di dokter gigi.
Sumber : Co. Ass. Fakultas Kedokteran Gigi – UPDM (B) / Editor : Frieska M.