Diamma.com – Empat persoalan yakni ketidakdemokratisan pembangunan, dan akutnya penyakit korupsi, kekerasan, serta eksploitasi sumber daya alam, baik di darat maupun di laut, masih menjadi yang luka yang tersimpan di Indonesia.
VOTE (Voice From The East) adalah sebuah gerakan kampanye sosial untuk mengembalikan martabat kemanusiaan, perdamaian, kesejahteraan, pelestarian lingkungan, demokratisasi, dari empat permasalahan.
Serta merawat keberagaman dan budaya Indonesia Timur, khususnya di Papua, Maluku, Sulawesi, Kepulauan Sunda kecil (Bali-NTB dan NTT).
Hal tersebut kini sedang menjadi tanda tanya besar bagi masa depan mereka, akibat kehancuran hutan, laut, dan pertambangan yang turut membawa pemiskinan, pembodohan, dan wabah penyakit di kampung-kampung terpencil.
Mengapa gerakan ini ditujukan kepada Indonesia bagian timur?. “Ini adalah suara dari timur, banyak keputusan-keputusan strategi terkait dengan Timur Indonesia,” ungkap Riza Damanik selaku Sekjen KIARA.
“Saat ini merupakan momentum, untuk menunjukan bahwa Indonesia bagian timur tidak diam, kita cinta Indonesia yang sedang melakukan upaya-upaya untuk bisa lebih baik,” tutur Riza.
Menurut Riza, Ada dua hal yang menunjukkan ketimpangan di Indonesia yang juga menjadi pokok permasalahan. Pertama Indonesia dalam pembangunannya meninggalkan lautan, yakni pembentukan praktik-praktik lautan, yaitu membuang kotoran-kotoran.
Laut adalah ruang hidup, implikasi ditinggalkannya laut, laut tidak lagi menjadi peghubung kesejahteraan, melainkan menjadi pembatas kesejahteraan masyarakat.
Kedua adalah krisis pangan/impor pangan, jika di bagian timur Indonesia diberdayakan baik dari sektor pertanian dan laut, maka seharusnya Indonesia tidak perlu impor.
Karena hari ini daratan indonesia sudah habis digerus oleh pertambangan. Sehingga Indonesia kurang lebih telah mengeluarkan koceknya sebesar Rp. 50 triliyun untuk impor pangan.
“Suara Timur Indonesia tidak lagi di dengar, disinilah urgensi VOTE, ketimpangan-ketimpangan itu bisa dijawab. Kita semua mempunyai tanggung jawab menyelesaikan persoalan itu lebih baik, yang bisa dimulai dari Indonesia bagian timur,” ucap riza.
Riza juga menuturkan bahawa, mereka (rakyat Timur Indonesia-red) tidak pernah memilih untuk menjadi penambang, mereka juga tidak pernah meminta tanahnya untuk ditambang.
Tetapi melalui program MP3EI, yang meletakkan Timur Indonesia sebagai koridor ekonomi, berkaitan dengan pertambangan yang hal tersebut datangnya bukan dari rakyat timur.
Nia perwakilan dari ANBTI menuturkan, kita ingin membangun peradaban Indonesia lebih baik lagi melalui sebuah gerakan kebudayaan. Peradaban yang sering dilupakan melalui ketertinggalan pemikiran.
Kita Sering kita lupa terhadap kebudayaan Indonesia yang sering disingkirkan, pertambangan hadir menyingkirkan masyarakat, menyingkirkan juga peradaban kebudayaan, itulah yang semakin hilang di negeri tercinta.
Reporter: Frieska M. / Fotografer : Frieska M.
Editor: Tri Susanto S