“Close your eyes, close your eyes, breathe the air, out there,” dendang Dolores dengan indah sembari saya menutup mata dan merasakan euforia dari lagu pembuka mereka, Analyse.

Oleh Rionaldo Herwendo / Foto: Detik.com

Editor: Rionaldo Herwendo

Diamma – The Cranberries menjadi salah satu headliner di konser Java Rockin’land pada hari kedua, yang tentu saja menjadi puncak acara pada malam minggu (23/7) tersebut. Berlokasikan di Pantai Karnaval Ancol, The Cranberries menjadi pusat perhatian para pecinta Rock dari banyaknya panggung konser yang tersedia. Band yang eksis pada tahun 90an ini, sukses memikat hati para penonton dari segala generasi, terlihat dari beragamnya penonton yang memadati.

Sebelum The Cranberries tampil, penonton disuguhkan dengan berbagai pilihan musisi Rock untuk dinikmati sampai 10 panggung. Godbless sempat memanaskan penonton untuk semakin menaikkan hype dari festival ini. Beberapa musisi yang “mampir” juga pada hari kedua ini, di antaranya Kensington, Young the Giants, dan Neon Trees yang merupakan musisi mancanegara dan dari lokal ada G-Pluck dan The Milo.

Pada pukul 22.30 WIB, para pecinta Rock se-Pantai Karnaval Ancol mulai mengerumuni panggung utama untuk melihat musisi Rock legendaris bermain. Tepat pukul 23.00 WIB, muncul 3 orang yang sama sekali bukan orang bule. Mereka adalah musisi Rock juga yang telah bermain di Java Rockin’land sebelumnya, salah satu di antaranya adalah Sarah Hadju, vokalis baru band Cokelat. Mereka mengatakan kalau di balik panggung sana ada orang-orang bule yang menghargai Negara Indonesia ini. Mereka juga menambahkan akan lebih baik jika kita dapat menunjukkan nasionalisme kita pada mereka. Lalu, 3 orang itu mengajak seluruh pecinta Rock untuk mengumandangkan lagu kebangsaan Negara ini, Indonesia Raya, untuk membuktikan kepada orang-orang bule itu, bahwa kita pecinta Rock yang juga cinta tanah air. Setelah lagu kebangsaan selesai dinyanyikan, terdengar musik menghentak dan The Cranberries muncul membawakan Analyse. Penonton langsung berhisteria.

Lagu Analyse sebagai lagu pembuka langsung menggenjot adrenalin para penonton. Penonton pun bersorak-sorai menyambut band Irlandia ini. Dolores yang awalnya memakai blazer hitam, pada lagu kedua membukanya agar bisa bergerak leluasa sambil menyanyikan Animal Instinct. Lagu yang terambil dari album keempat ini sangat terdengar familiar di telinga penikmat musik Indonesia sehingga mereka menyanyikan bersama-sama.

The Cranberries terus menggempur pecinta Rock Indonesia dengan lagu-lagu andalan mereka, seperti Ode to My Family, Salvation, Linger, Zombie, Just my Imagination sampai Tomorrow lagu baru mereka dari album Roses. Dolores O’Riordan yang sudah berumur 40 tahun tidak terlihat setua itu jika melihat seberapa atraktifnya dia membawakan lagu-lagu The Cranberries. Penonton dan Dolores sama “panas”nya pada malam itu, karena saling memanaskan pertunjukkan. Dolores juga sempat mucul dengan topi Indian untuk meberikan nuansa yang sedikit berbeda kepada penontonnya. Seperti konser pada umumnya, akan ada Encore, tetapi The Cranberries menutupnya dengan lebih manis melalui lagu Promises dan Dreams.

Festival Java Rockin’land pada hari kedua dirampungkan dengan cukup sempurna oleh The Cranberries. Terlihat penonton kelelahan karena menyanyi bersama dengan The Cranberries. Terdengar perbincangan-perbincangan yang membisikkan kepuasan penonton pada konser malam itu, terutama penampilan The Cranberries yang tanpa cela. “Awesome! Great show I’ve ever had! Walaupun sudah gak muda, mereka menunjukkan totalitas yang luar biasa dalam bermusik. Salut,” kutipan Chandra tersebut, salah satu penikmat music Rock, mewakili kepuasan penonton sebagian besar.

Festival ini mungkin akan selalu dikenang, bukan hanya karena deretan musisi papan atas, tetapi suasana dan pengalaman menikmati konser yang unik di Indonesia. Penonton akan berkotor-kotoran dengan pasir pantai, mengejar panggung-panggung yang banyak dan beragam, dan tersasar di luasnya Pantai ini hanya untuk menikmati musisi-musisi favorit mereka. Festival ini atau sejenisnya harus selalu ada, untuk menjadi cerita di suatu hari kelak untuk generasi pecinta Rock selanjutnya.