Mantan Ketua KPK yang tertangkap karena kasus pembunuhan Nazzaruddin Zulkarnaen ini mendapat dukungan untuk dibebaskan.

Oleh Fariz Afif Sudrajat, Rionaldo Herwendo / Foto: Fariz Afif Sudrajat

Diamma – Rabu(20/04/11). Antasari Azhar adalah Ketua KPK yang saat ini mendekam di penjara akibat kasus pembunuhan berencana Nasrudin Zulkarnaen salah satu kepala BUMN. Antasari yang dikenakan hukuman penjara selama 18 tahun ini mendapatkan dukungan agar Antasari Azhar dibebaskan pada aksi kemarin. Dukungan pembebasan Antasahari Azhar datang  dari Keluarga, Gerakan Indonesia (FRONT TRANSPORTASI JAKARTA, GEPAK, BARATEZ, GEMPUR PANCASILA, FPM-SUMSEL, GARIS, BSI, ALUMNI SMA 7 DAN PENDUKUNG ANTASARI AZHAR FACEBOOK),  serta LSM yang mengatasnamakan dirinya SNAK MARKUS (SOLIDARITAS NASIONAL ANTI KORUPSI DAN ANTI MAKELAR KASUS) lalu bebarapa elemen  mahasiswa Jakarta, seperti Universtas Muhammadiyah dan Universitas Islam Negeri (UIN),

Aksi dukungan pembebasan Antasari Azhar yang dilakukan di Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada pukul 13.00 WIB ini membuat keluarga dari Antasari Azhar juga turut hadir. Istri dan ke dua putrinya ikut dalam orasi dibawah mendungnya cuaca pada hari itu. Istri dari Antasari Azhar, Ida menyuarakan “Bahwa telah terjadi peradilan sesat dan menghukum orang yang tidak bersalah.”  Antasari Azhar yang didakwa melakukan pembunuhan berencana dengan dijerat Pasal 55 ayat(1) ke-1, Pasal 55 ayat (1) ke 2 KUHP pasal 340 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati, hari ini diminta oleh para massa aksi untuk dibebaskan. Seperti yang dikatakan Ajeng, salah satu putri dari Antasahari Azhar yang ikut berorasi, “Bebaskan Antashari Azhar karena beliau sudah didzalimi oleh pemerintah.“ Ajeng juga meminta kepada massa aksi untuk menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya yang seperti diamanahkan bapaknya ketika Ajeng ke tempat bapaknya mendekam.

Massa demo yang kurang lebih 250 orang ini selalu meneriaki “Usut tuntas dalang dibalik rekayasa dan bebaskan Antasari Azhar.” Kelompok aksi ini menyelesaikan aksinya pada pukul 16.30 WIB. Mereka berjanji tidak akan berbuat anarkis karena aksi kali ini bukan salah satu permintaan dukungan, melainkan dorongan moril agar hukum Indonesia dapat ditegakan secara baik seperti yang dikatakan Djoko Poewanto.SH orator dalam aksi tersebut.