Perjalanan selama dua tahun ini, mereka jalani bukan tanpa bebatuan. Di situlah, mereka mencoba menawarkan musik dengan cara yang berbeda.
Oleh Dessy / foto: LVJ
Diamma – Lady Van Johan (LVJ) adalah salah satu dari sekian banyak anak negeri yang mencoba menyampaikan karya mereka melalui musik. Didirikan pada 7 Juni 2005, enam anak muda dari LVJ menyampaikan kreativitasnya melalui musik yang bergenre disco rock.
Pergantian personel yang berkali-kali dialami LVJ, tidak menyurutkan kemajuan karier mereka. Sampai akhirnya hadirlah LVJ dengan formasi Abraham sebagai vokalis, Hanie dan Sinyo gitaris, Andrian bassis, Joker penabuh drum, dan Ika seorang Keyboardis. Mencoba membangun tiang-tiang keberhasilan di tengah persaingan antarband lain ternyata membuahkan hasil. Salah satunya mereka didaulat menjadi ikon dari salah satu produk olahraga atas kerja keras mereka menciptakan musik produk tersebut.
Dalam panggung musik yang terus membuka layarnya untuk band-band baru, LVJ pun mencoba menampilkan musik yang dipadukan dengan musik pop. Perjalanan selama dua tahun ini, mereka jalani bukan tanpa bebatuan. Di tengah tantangan itulah mereka mencoba menawarkan musik dengan cara yang berbeda. Mini album pernah mereka telurkan sebagai bukti keseriusan terhadap musik, dan penikmat musik pun meresponnya dengan baik termasuk di Malaysia.
Layaknya band-band baru yang ingin baru mengibarkan bendera band, LVJ mencoba mengirimkan demo lagu mereka ke label rekaman, perbedaan musik yang diinginkan pihak label yang membuat LVJ sulit menembus majorlabel. Walaupun demikian, itu tidak menyurutkan keinginan mereka untuk terus maju, dibuktikan dengan aksi mereka di MTV Total Request untuk mempromosikan lagu sebagai jingle salah satu produk olahraga di atas, dan manggung di berbagai pentas musik besar seperti Soundrenalin dan Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Menjalankan pekerjaan dan ingin mencapai sesuatu memang butuh waktu dan kerja keras, begitu juga dalam bermain musik. Mengeluarkan album adalah proyek jangka pendek dari LVJ yang sudah ditunggu-tunggu para rekan-rekan LVJ (sebutan bagi para fans LVJ-red) dan terus ada dipanggung musik merupakan proyek jangka panjang LVJ layaknya band-band lain.
Inilah Kutipan wawancara Diamma dengan para personel Lady Van Johan beberapa waktu lalu.
Bagaimana proses lahirnya Lady Van Johan?
“Awalnya emang niat ngumpul-ngumpul gitu aja. Pendirinya gw sama Hanie, sepakat bikin band karena suka sama jenis musik tertentu. Awalnya main gara-gara ngejam berdua sama Hanie. Setelah terbentuk baru ngajak temen-temen lain untuk gabung. Awalnya lima orang, sekarang jadinya berenam nambah satu gitaris.” jelas sang vokalis, Abraham.
Apa arti dari Lady Van Johan?
”Joker ngasih nama Lady. Van dari bahasa Belanda artinya kepunyaan atau milik atau dari, karena kita suka yang berbau Belanda, entah dari budayanya ataupun olahraganya. Jadi Lady sama Van bisa dipake. Terus Johan itu akronim nama-nama personilnya, yang waktu terbentuk pertama lima orang,” sambung Abraham.
Apa jenis musik yang kalian tawarkan?
”Disko rock. Jadi, disko tapi ada nuansa rocknya. Kadang ada penambahan pop tapi gak menghilangkan warna dasar, tetap memadukan disko sama rock, jadi tetep seimbang,” tutur Ika, sebagai personil yang paling muda.
Bagaimana perkembangan band kalian sampai saat ini?
”Intensitas manggung kita udah lumayan banyak. Dari pensi anak-anak sekolah dan beberapa tempat hangout di Jakarta, contohnya roof top Plasa Semanggi dan di cafe-cafe lainnya. Sempet main di panggung-panggung besar seperti di Soundrenalin, dan kemarin di PRJ manggung bareng The Changcuters sama The Upstair. LVJ masuk Radio juga dichart Prambors, Radio kampus dan terakhir Trax FM dan MTV Total Request Agustus tahun ini. Kita udah ngeluarin mini album, berisi lima lagu karya kita semua. Dan itu bisa jadi langkah untuk lebih maju lagi, jadi lebih berkembang dan mudah-mudahan musik kita bisa lebih dikenal oleh anak-anak muda Jakarta khususnya,” ungkap Joker sang drummer.
Apa tujuan kalian dengan bermusik ini?
”Awalnya emang untuk nyari nama, bagaimana caranya orang biar familiar dan lebih kenal sama LVJ, pertama itu. Jadi semacam cari attention dulu dari khalayak ramai. Pada tahun awal gak peduli gak dibayar, yang penting bisa manggung. Tahun berikutnya kita mulai berfikir untuk lebih profesional dalam arti dihargai ketika manggung, ada rewardnya. Berfikir bagaimana biar bisa dibayar dengan harga yang layak,” tutur Abraham.
Ceritakan pengalaman buruk dan menarik saat manggung?
”Biter drum yang dikaki sempet copot pas maen di Ciputat. Kadang-kadang panggung goyang, jadi agak kesulitan dan otomatis drumnya jalan-jalan, jadi gw suka minta temen buat megangin drumnya walau dia keberisikan. Terus lampu panggung di Bulungan yang terlalu silau kena muka gw banget, jadi selama main gw nunduk aja. Menariknya ya asiklah, pokoknya kalo massa udah naik, asik aja,” ungkap Joker mewakili teman yang lain.
Apa harapan terbesar kalian dalam karir bermusik ?
”Hanya ingin karya kami bisa dihargai, dalam artian apresiasi orang-orang bisa suka dengan lagu ini dan bisa membeli sebagai bentuk penghargaan karya-karya LVJ,” ungkap Abraham yang baru menyelesaikan kuliahnya di Fikom UPDM(B) dengan bijak.
Apa pendapat kalian tentang perkembangan musik Indonesia?
”Menurut kami musik di Indonesia sekarang ini perkembangannya sedang pesat banget, soalnya sekarang industri musik lagi gencar-gencarnya, jadi bisa dibilang persaingan makin banyak. Kalo dulu orang punya duit bisa langsung terkenal, terus band juga bertahan lama, sekarang band/penyanyi gak bertahan lama, karena sekarang dibisnisin banget, jadi sirkulasinya lebih cepat,” ujar sang keyboardis, Ika.